Gemini Google Kini Bisa Mendeteksi Video Buatan AI, Tapi Hanya yang Buatannya Sendiri

Tim Editorial BigGo
Gemini Google Kini Bisa Mendeteksi Video Buatan AI, Tapi Hanya yang Buatannya Sendiri

Seiring media buatan AI menjadi semakin canggih dan sulit dibedakan dari kenyataan, perlombaan untuk alat deteksi semakin memanas. Google melakukan langkah terbarunya di arena ini dengan memperluas kemampuan AI Gemini-nya untuk menganalisis video. Fitur baru ini, bagaimanapun, datang dengan batasan yang signifikan dan disengaja yang menyoroti keadaan transparansi AI yang masih terfragmentasi.

Gemini Perluas Perangkat Verifikasinya ke Video

Setelah meluncurkan verifikasi gambar pada November 2025, Google kini memperluas alat transparansi kontennya untuk mencakup analisis video. Prosesnya sederhana: pengguna dapat mengunggah file video langsung ke aplikasi atau antarmuka web Gemini dan menanyakan pertanyaan seperti "Apakah ini dibuat oleh AI Google?" atau "Apakah ini dihasilkan oleh AI?". Gemini kemudian memindai konten yang diunggah, mencari sidik jari digital tertentu. Ekspansi ini merupakan langkah logis berikutnya bagi Google saat mencoba membangun rangkaian alat untuk membantu pengguna menavigasi lanskap media yang semakin sintetis. Fitur ini kini tersedia secara global di semua bahasa dan wilayah di mana aplikasi Gemini didukung.

Ketersediaan & Spesifikasi Fitur

  • Tanggal Peluncuran: Diluncurkan secara global pada 18-19 Desember 2025.
  • Batas File: Ukuran file maksimum 100 MB, durasi maksimum 90 detik.
  • Akses: Tersedia di aplikasi Gemini (web dan seluler) di semua bahasa dan negara yang didukung.
  • Metode Deteksi: Memindai tanda air SynthID yang tidak terlihat di trek audio dan visual.
  • Keterbatasan Utama: Hanya dapat mendeteksi konten yang dibuat oleh alat AI Google.

Teknologi Inti: Memindai Tanda Air Tak Kasat Mata

Kemampuan deteksi ini bergantung pada SynthID, teknologi watermarking milik Google. Ketika model AI Google, seperti yang menggerakkan pembuatan video di Gemini, membuat atau mengedit konten secara signifikan, mereka menyematkan tanda air SynthID yang tidak kasat mata ke dalam jalur visual dan audio. Tanda air ini dirancang untuk kuat, bertahan dari pengeditan umum seperti pemotongan, penyaringan, atau kompresi. Ketika pengguna mengirimkan video untuk dianalisis, Gemini memindai file tersebut untuk mencari tanda air spesifik ini. AI kemudian memberikan respons kontekstual, menentukan apakah dan di mana tanda air terdeteksi. Misalnya, mungkin melaporkan, "SynthID terdeteksi dalam visual antara detik 5-10. Tidak ada SynthID yang terdeteksi dalam audio," memberikan gambaran terperinci tentang bagian mana dari media yang berasal dari AI Google.

Batasan Utama: Taman Terpencil Deteksi

Peringatan paling kritis dari alat baru ini adalah cakupannya yang sempit. Gemini hanya dapat mengidentifikasi dengan pasti video yang dihasilkan atau diedit oleh alat AI Google sendiri. Jika sebuah video dibuat menggunakan model AI dari perusahaan lain seperti OpenAI, Midjourney, atau Stability AI, Gemini tidak akan menemukan tanda air SynthID. Dalam kasus seperti itu, responsnya akan menyatakan, "Video ini tidak dibuat dengan AI Google. Namun, alat ini tidak dapat menentukan apakah video itu dibuat dengan alat AI lain." Keterbatasan ini bukanlah bug, melainkan batasan mendasar dari teknologi yang mendasarinya, yang bergantung pada tanda air yang hanya dikendalikan Google. Ini menyoroti tantangan industri yang lebih luas: tanpa standar universal lintas platform untuk watermarking atau pelabelan konten AI, alat deteksi tetap terisolasi dan tidak lengkap.

Cara Kerja Deteksi Seorang pengguna mengunggah video ke Gemini dan bertanya "Apakah ini dibuat oleh AI?". Gemini memindai file tersebut dan memberikan salah satu dari tiga respons inti:

  1. Deteksi Positif: "SynthID terdeteksi dalam visual antara detik [X-Y] dan audio antara detik [A-B]."
  2. Tidak Ada Watermark Google: "Video ini tidak dibuat dengan Google AI. Namun, alat ini tidak dapat menentukan apakah video dibuat dengan alat AI lainnya."
  3. Tebakan Analitis (setelah pengguna meminta): Gemini dapat membuat daftar artefak video AI yang umum (misalnya, gerakan tidak wajar, cacat tekstur) untuk menyarankan apakah konten kemungkinan sintetis, bahkan tanpa watermark yang dapat dideteksi.

Batasan Praktis dan Solusi

Di luar batasan merek, fitur ini memiliki batasan penggunaan praktis. File video yang diunggah harus berukuran di bawah 100 MB dan durasinya tidak lebih dari 90 detik, yang membatasi analisis pada klip pendek. Meskipun tidak dapat mendeteksi AI non-Google, Gemini masih bisa menjadi mitra investigasi yang berguna. Saat disajikan dengan video yang asalnya tidak diketahui, pengguna dapat memintanya untuk menganalisis konten berdasarkan ciri visual yang dikenal dari pembuatan AI. Gemini dapat menalar tentang ketidakkonsistenan dalam fisika, tekstur yang tidak wajar, pencahayaan aneh, atau detail anatomi yang aneh—cacat umum dalam banyak video buatan AI—dan memberikan penilaian beralasan tentang kemungkinan video tersebut sintetis, bahkan tanpa tanda air yang pasti.

Gambaran Besar dalam Perang Melawan Misinformasi

Peluncuran verifikasi video oleh Google adalah langkah menuju literasi media digital yang lebih besar, tetapi ini adalah solusi parsial. Ini secara efektif menciptakan verifikasi "sumber tepercaya" untuk konten yang berasal dari ekosistemnya sendiri, yang berharga bagi pengguna yang berinteraksi dengan produk AI Google. Namun, untuk sebagian besar konten buatan AI yang ada daring, alat ini tidak menawarkan jawaban pasti. Perkembangan ini menyoroti kebutuhan mendesak akan kolaborasi industri luas untuk standar watermarking dan asal-usul konten. Sampai standar seperti itu diadopsi, pengguna perlu mengandalkan kombinasi alat khusus seperti detektor Gemini dan pemikiran kritis untuk menilai media yang mereka temui di internet. Pertempuran untuk membedakan yang nyata dari yang sintetis baru saja dimulai, dan alat-alatnya masih mengejar.