Saat Samsung bersiap meluncurkan ponsel lipat paling ambisiusnya hingga saat ini, Galaxy Z TriFold, pada awal 2026, penilaian ketahanan awal telah muncul dan memberikan gambaran yang mengkhawatirkan tentang ketahanannya. Sebuah tes yang banyak dibagikan oleh seorang YouTuber teknologi populer telah membawa prototipe tersebut melalui serangkaian tantangan ketat, dengan hasil yang menyoroti kerentanan signifikan pada desain multi-hinge yang kompleks. Berita ini datang pada saat yang kritis bagi pasar ponsel lipat, di mana ketahanan tetap menjadi perhatian utama konsumen.
Uji Ketahanan Mengungkap Kelemahan Mendasar
Samsung Galaxy Z TriFold diuji dengan serangkaian standar tes ketahanan, termasuk ketahanan terhadap goresan, api, kotoran, dan tekukan. Layar utama besar yang terbuat dari plastik lunak pada perangkat terbukti sangat rentan terhadap goresan, menunjukkan bekas bahkan dari kuku jari. Layar luar, yang dilindungi oleh Corning Gorilla Glass Victus 2, berkinerja lebih baik tetapi tetap tergores pada tingkat yang khas untuk kaca smartphone modern. Yang lebih mengkhawatirkan, tes kotoran mengungkap kelemahan kritis: partikel halus seperti pasir saku dengan mudah menyusup ke mekanisme engsel ganda perangkat. Selama tes, suara gerinda dan remukan terdengar saat ponsel dioperasikan, menunjukkan bahwa kontaminan dapat menyebabkan kerusakan langsung dan jangka panjang pada bagian bergerak yang rumit.
Ringkasan Hasil Uji Ketahanan:
| Uji | Hasil |
|---|---|
| Uji Gores (Layar Dalam) | Mudah tergores, rentan terhadap kerusakan dari kuku jari. |
| Uji Gores (Layar Luar) | Tergores pada Level 6, alur lebih dalam pada Level 7. |
| Uji Debu/Pasir | Partikel menyusup ke engsel, menyebabkan suara berderit dan potensi kerusakan. |
| Uji Api (Layar Luar) | Gagal setelah 17 detik. |
| Uji Api (Layar Dalam) | Gagal setelah 10 detik. |
| Uji Tekuk | Kegagalan katastrofik; piksel layar robek dan menjadi gelap. |
| Disipasi Panas | Mengandalkan rangka aluminium; tidak ada vapor chamber atau thermal paste yang dicatat. |
Kegagalan Katastropik dalam Tes Tekuk
Kegagalan paling dramatis terjadi selama tes tekuk. Tidak seperti smartphone slab tradisional atau bahkan ponsel lipat berengsel ganda, struktur TriFold tidak dapat menahan tekanan yang diterapkan dari arah yang salah. Saat gaya ditingkatkan, piksel pada layar fleksibel robek dan menjadi gelap, secara efektif menghancurkan layar. Tes menyimpulkan bahwa ponsel akan menjadi tidak berfungsi setelah kejadian seperti itu, dengan biaya perbaikan yang kemungkinan sangat tinggi. Hasil ini sangat kontras dengan klaim Samsung sendiri bahwa engsel dapat bertahan lebih dari 200.000 lipatan dalam kondisi laboratorium terkontrol, menggarisbawahi perbedaan antara masa pakai yang direkayasa dan ketahanan terhadap kecelakaan di dunia nyata.
Pertukaran Teknis untuk Desain yang Radikal
Kerapuhan tersebut tampaknya merupakan konsekuensi langsung dari pilihan desain berani yang diperlukan untuk menciptakan perangkat berlipat tiga. Untuk mencapai bentuk kompak saat dilipat, Galaxy Z TriFold menggunakan bingkai yang sangat tipis, berukuran hanya 3,9 mm pada titik tertipisnya. Meskipun menggunakan bahan premium seperti Armor Aluminum dan titanium pada engselnya, arsitektur fundamental—dengan dua titik lipatan dan layar besar yang rapuh—memperkenalkan beberapa titik potensi kegagalan. Tes juga mencatat ketergantungan perangkat pada bingkai aluminium sederhana untuk disipasi panas, tanpa solusi pendingin canggih seperti ruang uap, yang mengakibatkan ketahanan panas yang buruk selama tes api.
Bahan & Spesifikasi Utama Konstruksi:
- Bahan Rangka: Armor Aluminum
- Titik Tertipis: 3.9mm
- Bahan Engsel: Mengandung bagian titanium
- Panel Belakang: Polimer yang diperkuat serat kaca keramik
- Pelindung Layar Luar: Corning Gorilla Glass Victus 2
- Pelindung Layar Dalam: Lapisan polimer plastik
- Klaim Ketahanan Engsel: 200.000 kali lipatan
Implikasi bagi Konsumen dan Pasar Ponsel Lipat
Hasil tes ini memposisikan Samsung Galaxy Z TriFold sebagai perangkat untuk pengguna yang sangat spesifik: pengguna awal yang sangat hati-hati yang bersedia menerima risiko tinggi demi teknologi yang terobosan. Hal ini memunculkan pertanyaan serius tentang kepraktisan sehari-hari, terutama bagi pengguna di lingkungan berdebu atau yang memiliki gaya hidup aktif. Bagi Samsung, tantangannya adalah mengomunikasikan keterbatasan ini dengan transparan sambil terus menyempurnakan teknologi untuk generasi mendatang. Tes ini berfungsi sebagai pengingat bahwa dalam perlombaan berinovasi dengan faktor bentuk, ketahanan di dunia nyata tetap menjadi tolok ukur terakhir dan terpenting untuk elektronik konsumen.
