Klaim Kapasitas 40.000 MW Bendungan Grand Inga Dipertanyakan karena Perbandingan Teknis Mengungkap Ketidakakuratan

Tim Komunitas BigGo
Klaim Kapasitas 40.000 MW Bendungan Grand Inga Dipertanyakan karena Perbandingan Teknis Mengungkap Ketidakakuratan

Proyek megah Bendungan Grand Inga senilai 80 miliar dolar Amerika Serikat milik Republik Demokratik Kongo telah memicu perdebatan teknis di komunitas teknik, dengan para ahli mempertanyakan akurasi perbandingan kapasitas yang digunakan untuk mempromosikan megaproyek tersebut. Meskipun bendungan ini menjanjikan untuk menghasilkan 40.000 megawatt listrik, diskusi terkini telah menyoroti kesalahan signifikan dalam cara spesifikasinya dipresentasikan kepada publik.

Spesifikasi Teknis Dalam Sorotan

Para ahli komunitas telah mengidentifikasi perbedaan besar dalam materi promosi proyek tersebut. Kesalahan paling mencolok melibatkan perbandingan dengan Bendungan Three Gorges milik China, di mana sumber-sumber secara keliru menyatakan kapasitas fasilitas China tersebut sebesar 80 megawatt alih-alih kapasitas sebenarnya yaitu 22.500 MW. Kesalahan ini melemahkan klaim bahwa Grand Inga akan menghasilkan hampir dua kali lipat tenaga Three Gorges.

Demikian pula, kebingungan telah muncul seputar proyek baru China yaitu Yarlung Tsangpo di Tibet, dengan beberapa sumber mencantumkan kapasitasnya sebesar 300 megawatt padahal sebenarnya direncanakan untuk 60.000 MW. Kesalahan-kesalahan ini menimbulkan pertanyaan tentang keandalan informasi teknis yang digunakan untuk mempromosikan megaproyek Afrika tersebut.

Perbandingan Kapasitas Bendungan

  • Grand Inga Dam (diusulkan): 40.000 MW
  • Three Gorges Dam ( China ): 22.500 MW
  • Yarlung Tsangpo ( China , direncanakan): 60.000 MW
  • Itaipu Dam ( Brasil ): 14.000 MW

Sumber Pendanaan Masih Tidak Jelas

Kekhawatiran signifikan yang diangkat oleh pengamat adalah kurangnya transparansi mengenai pembiayaan proyek. Dengan seluruh PDB DRC yang mencapai 66,8 miliar dolar Amerika Serikat, harga 80 miliar dolar Amerika Serikat melebihi total output ekonomi negara tersebut. Kritikus mempertanyakan apakah pendanaan eksternal, yang berpotensi dari sumber-sumber China, akan diperlukan untuk membuat proyek ini layak.

World Bank dan African Development Bank telah disebutkan sebagai pendukung potensial, namun komitmen pendanaan konkret masih belum jelas. Beberapa perkiraan menunjukkan biaya sebenarnya bisa membengkak hingga 155 miliar dolar Amerika Serikat, membuat perencanaan keuangan menjadi lebih menantang.

Gambaran Keuangan Proyek

  • Perkiraan biaya: USD 80 miliar (berpotensi mencapai USD 155 miliar)
  • PDB DRC : USD 66,8 miliar
  • Orang yang memerlukan relokasi: 30.000+
  • Penerima manfaat potensial: Lebih dari 50% populasi Afrika yang saat ini tidak memiliki listrik yang dapat diandalkan
Kelayakan finansial proyek Bendungan Grand Inga menimbulkan kekhawatiran serupa dengan yang melingkupi inisiatif konstruksi modern
Kelayakan finansial proyek Bendungan Grand Inga menimbulkan kekhawatiran serupa dengan yang melingkupi inisiatif konstruksi modern

Kekhawatiran Dampak Lingkungan dan Sosial

Selain spesifikasi teknis, proyek ini menghadapi tantangan kemanusiaan yang substansial. Lebih dari 30.000 orang akan memerlukan relokasi, menimbulkan pertanyaan serius tentang kompensasi dan perlindungan hak asasi manusia. Kelompok-kelompok lingkungan terus menyatakan kekhawatiran tentang dampak pada ekosistem Sungai Kongo dan spesies unik di Lembah Bundi.

Bendungan Grand Inga mewakili salah satu proyek infrastruktur paling ambisius di Afrika, namun ketidakakuratan teknis dalam promosinya dan sumber pendanaan yang tidak jelas menyoroti perlunya komunikasi proyek yang lebih transparan dan akurat. Sementara komunitas teknik terus meneliti detail-detailnya, keberhasilan transformasi energi kontinental ini akan bergantung pada penanganan kekhawatiran fundamental tentang akurasi dan akuntabilitas ini.

Referensi: Bigger than China's Three Gorges Dam! Africa's GIGANTIC $80 billion megaproject could revolutionize energy and transform an entire continent