Dolar Amerika Serikat mengalami penurunan signifikan sebesar 15% terhadap euro pada tahun 2025, memicu diskusi baru tentang masa depan status mata uang cadangan Amerika. Penurunan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang kebijakan fiskal AS, tingkat utang yang menumpuk, dan dinamika ekonomi global yang bergeser sehingga membuat para ekonom dan investor mempertanyakan dominasi jangka panjang dolar.
Kinerja Mata Uang pada 2025
- USD vs EUR: penurunan -15%
- Rasio Utang terhadap PDB AS: 124%
- Proyeksi defisit AS: 7% dari PDB tahun depan
- Rasio Utang terhadap PDB EU: 81,8% dengan defisit 2,9%
Kekhawatiran Kebijakan Fiskal Mendorong Pelemahan Mata Uang
Penurunan dolar mencerminkan masalah struktural yang lebih dalam dalam ekonomi AS, khususnya terkait pengeluaran pemerintah dan pengelolaan utang. Diskusi komunitas menyoroti ketidaksepakatan mendasar tentang apakah masalahnya berasal dari pengeluaran yang berlebihan atau perpajakan yang tidak memadai. Beberapa pihak berpendapat bahwa akumulasi utang merepresentasikan dekade perpajakan yang kurang, terutama terhadap kekayaan ekstrem, sementara yang lain menunjuk pada pola pengeluaran yang tidak berkelanjutan yang telah melampaui pertumbuhan ekonomi.
Perdebatan ini mengungkap tantangan kritis: dengan tingkat utang saat ini mencapai 124% dari PDB dan defisit diproyeksikan 7% tahun depan, AS menghadapi pilihan-pilihan sulit. Kemampuan pemerintah untuk mengelola beban utang ini tanpa menggunakan inflasi - yang secara efektif akan memaksa warga negara membayar utang melalui berkurangnya daya beli - masih belum pasti.
Alternatif Terbatas Membuat Dolar Tetap Relevan
Meskipun mata uang ini baru-baru ini melemah, dolar mempertahankan status cadangannya sebagian besar karena kurangnya alternatif yang layak. Euro, meskipun menguat, menghadapi tantangan strukturalnya sendiri dalam Uni Eropa. Yuan Tiongkok tetap dibatasi oleh kontrol modal dan kekhawatiran tentang stabilitas politik, sementara pesaing potensial lainnya tidak memiliki skala ekonomi atau kerangka institusional yang diperlukan.
AS tidak perlu menjadi hebat atau bahkan baik, mereka hanya perlu lebih baik dari alternatif yang ada.
Realitas ini menciptakan situasi kompleks di mana dolar dapat melemah secara signifikan sambil tetap mempertahankan peran sentralnya dalam keuangan global. Infrastruktur yang dibangun di sekitar transaksi berdenominasi dolar, dari perdagangan internasional hingga pasar keuangan, menciptakan biaya perpindahan yang sangat besar yang melindungi mata uang bahkan selama periode penurunan.
Kandidat Mata Uang Cadangan Alternatif
- Euro: Menguat namun menghadapi tantangan struktural EU
- Yuan Tiongkok: Terbatas oleh kontrol modal dan kekhawatiran politik
- Mata uang BRICS+: Tidak memiliki kerangka kerja terpadu dan skala ekonomi yang memadai
- Gold: Memiliki preseden historis namun tidak praktis untuk ekonomi modern
- Cryptocurrency: Terlalu volatil dan kontroversial untuk status cadangan
Teknologi dan Pergeseran Geopolitik
Munculnya mata uang digital dan sistem pembayaran alternatif menambah lapisan lain pada diskusi ini. Sementara stablecoin sebagian besar telah memperkuat dominasi dolar dengan dipatok ke USD, mereka juga menciptakan infrastruktur yang dapat memfasilitasi transisi cepat ke mata uang lain jika kondisi berubah. Sementara itu, inisiatif seperti sistem pembayaran Pix Brasil menunjukkan bagaimana negara-negara dapat mengurangi ketergantungan pada sistem penyelesaian tradisional berbasis dolar.
Faktor geopolitik juga memainkan peran penting. Kehadiran militer AS secara global dan sistem hukum negara tersebut terus memberikan kepercayaan pada aset berdenominasi dolar, bahkan ketika ketidakstabilan politik menimbulkan pertanyaan tentang keandalan jangka panjang.
Konteks Historis
- Rata-rata dominasi mata uang kekaisaran: ~250 tahun
- Mata uang cadangan global sebelumnya: real Portugis , real Spanyol , guilder Belanda
- Sistem negara-bangsa modern: Hanya ~150 tahun
- Tatanan ekonomi pasca- WWII : ~80 tahun
Kesimpulan
Penurunan 15% dolar terhadap euro menandakan tantangan nyata, tetapi laporan tentang kematiannya mungkin terlalu dini. Mata uang ini menghadapi tekanan struktural yang nyata dari utang, ketidakpastian politik, dan dinamika global yang berubah. Namun, tidak adanya penerus yang jelas dan infrastruktur besar yang dibangun di sekitar transaksi dolar menunjukkan bahwa setiap transisi dari dominasi dolar akan bersifat bertahap daripada mendadak. Untuk saat ini, dolar tetap menjadi pilihan yang paling tidak bermasalah di dunia di mana semua ekonomi besar menghadapi tantangan signifikan mereka sendiri.
Referensi: The Dollar Is Dead