Industri bourbon Kentucky, yang dulunya berada di puncak kejayaan dengan harga premium dan antusiasme kolektor, kini mendapati dirinya berjuang menghadapi kenyataan pahit. Apa yang dimulai sebagai kebangkitan setelah resesi 2008 telah berubah menjadi periode yang menantang, ditandai dengan sengketa perdagangan, pergeseran preferensi konsumen, dan kejenuhan pasar.
Perbandingan Pertumbuhan Penjualan Bourbon:
- 2001-2010: ~2,3% pertumbuhan tahunan
- 2011-2020: 7% pertumbuhan tahunan (3x lebih cepat dari dekade sebelumnya)
- 2021-2024: 2% pertumbuhan tahunan (perlambatan signifikan)
Perang Dagang Menghantam Penyulingan Kentucky dengan Keras
Ancaman paling langsung datang dari ketegangan perdagangan internasional. Kanada, yang mewakili sekitar 10% dari bisnis whiskey dan bourbon Kentucky senilai 9 miliar dolar Amerika Serikat, sebagian besar telah menghentikan impor minuman beralkohol Amerika sebagai pembalasan atas tarif. Uni Eropa juga telah mengumumkan tarif balasan, meskipun implementasinya ditunda selama enam bulan. Hal ini telah menciptakan tantangan signifikan bagi merek-merek besar, dengan Diageo melaporkan penurunan penjualan Bulleit sebesar 7,3% dan Wild Turkey mengalami penurunan 8,1% selama enam bulan.
Diskusi komunitas mengungkapkan frustrasi terhadap respons politik atas masalah perdagangan ini. Banyak pengamat mencatat bahwa perusahaan Amerika meratapi hilangnya penjualan Kanada sambil menghindari kritik terhadap kebijakan yang memicu pembalasan tersebut. Situasi menjadi sangat tegang, dengan laporan kesalahan diplomatik yang semakin merusak hubungan dengan mitra dagang.
Penurunan Penjualan Merek Besar:
- Bulleit ( Diageo ): -7,3% tahun fiskal ini
- Wild Turkey ( Campari ): -8,1% selama enam bulan terakhir
- Canada mewakili 10% dari bisnis whiskey/bourbon Kentucky senilai $9 miliar USD
Gelembung Bourbon Pecah Setelah Bertahun-tahun Spekulasi
Pasar bourbon telah menjadi semakin spekulatif, dengan botol-botol diperlakukan lebih seperti komoditas investasi daripada minuman. Para penggemar membeli botol premium bukan untuk diminum tetapi untuk dijual kembali dengan harga dua hingga tiga kali lipat dari harga aslinya. Spekulasi ini mendorong harga ke tingkat yang tidak berkelanjutan - botol yang dulunya dijual seharga 60-80 euro kini dijual dengan harga 180 euro atau lebih, mewakili kenaikan harga 200-300%.
Lockdown pandemi menghancurkan penjualan bar, sementara inflasi mendorong konsumen menuju alternatif yang lebih murah atau menjauh dari alkohol sama sekali. Konsumen Generasi Z minum jauh lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya pada usia yang sama, berkontribusi pada penurunan konsumsi alkohol secara keseluruhan.
Contoh Inflasi Harga:
- Bourbon Blanton's : 60-80 EUR → 180+ EUR (kenaikan 200-300%)
- Bourbon Booker's : $65 USD → $100+ USD dan semakin sulit ditemukan
- Botol bourbon premium secara umum: nilai jual kembali 2-3x lipat selama periode spekulasi
Kelebihan Pasokan Pasar Menciptakan Badai Sempurna
Karena bourbon harus diperam dalam tong selama bertahun-tahun, pasar saat ini mencerminkan keputusan produksi yang dibuat selama tahun-tahun boom. Hal ini telah menciptakan situasi kelebihan pasokan yang menurunkan harga dan memaksa konsolidasi. Beberapa penyulingan telah menjadi korban, termasuk LMD Holdings yang mengajukan kebangkrutan Chapter 11 hanya satu bulan setelah pembukaan, dan Garrard County Distilling memasuki masa perwalian.
Para ahli industri memprediksi lebih banyak kebangkrutan dan konsolidasi ke depan. Namun, beberapa melihat peluang dalam krisis ini, menarik paralel dengan bagaimana industri whisky Scotch menggunakan periode sulit untuk berinovasi dan menciptakan pasar premium berusia yang ada saat ini.
Korban Industri Terkini:
- LMD Holdings : Kebangkrutan Chapter 11 (Juli 2024, satu bulan setelah pembukaan)
- Garrard County Distilling : Memasuki masa perwalian (Musim Semi 2024)
- Perusahaan induk Jack Daniel's : Menutup pabrik pembuatan barel Kentucky (Januari 2024)
Inovasi Muncul dari Krisis
Gangguan perdagangan telah memicu inovasi di tempat-tempat yang tidak terduga. Penyulingan Kanada bereksperimen dengan metode pembuatan bourbon untuk menciptakan alternatif domestik dengan rasa serupa. Pergeseran ini menunjukkan bagaimana hambatan perdagangan dapat secara tidak sengaja meningkatkan industri lokal.
Perang tarif benar-benar memberikan dampak positif bagi bisnis minuman keras Kanada. Kami memiliki banyak biji-bijian untuk membuat whiskey ini tanpa harus bergantung pada Amerika Serikat.
Perjuangan industri bourbon saat ini mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam perilaku konsumen, termasuk munculnya ganja sebagai alternatif legal untuk alkohol dan meningkatnya kesadaran kesehatan di kalangan konsumen muda. Meskipun prospek jangka pendek tampak menantang, kemampuan industri untuk beradaptasi dan berinovasi mungkin akan menentukan apakah penurunan ini menjadi kemunduran sementara atau pergeseran fundamental dalam pasar.
Referensi: How Kentucky bourbon went from boom to bust