Sebuah postingan blog terbaru yang mengadvokasi saran berbahaya dalam bidang software engineering telah memicu perdebatan sengit tentang kapan dan bagaimana para engineer seharusnya melanggar aturan perusahaan. Saran tersebut menyarankan bahwa engineer yang kuat terkadang harus membuat keputusan sendiri tentang prioritas kerja, sengaja melanggar kebijakan tertulis, dan mengambil posisi tegas bahkan ketika tidak yakin.
Rekomendasi kontroversial tersebut telah memecah belah komunitas engineering, dengan banyak pihak mempertanyakan apakah taktik semacam itu tepat atau efektif di tempat kerja modern.
Poin-Poin Utama "Saran Berbahaya" yang Dibahas:
- Buat keputusan sendiri tentang apa yang akan dikerjakan
- Sengaja melanggar aturan tertulis perusahaan terkadang
- Ambil posisi yang kuat bahkan ketika Anda tidak yakin
- Mengidentifikasi diri sebagai sedikit 'penipu'
- Sengaja menghindari semua aktivitas yang tidak terkait pengiriman produk
Konteks Lebih Penting daripada Keberanian
Kekhawatiran paling signifikan yang diangkat oleh anggota komunitas berpusat pada konteks organisasi. Banyak engineer berargumen bahwa perilaku maverick semacam ini hanya berhasil di organisasi yang fungsional di mana kepercayaan dan kompetensi sudah terbangun. Di perusahaan yang disfungsional, tindakan yang sama bisa berbalik arah secara spektakuler.
Semua saran di sini tidak apa-apa selama Anda bekerja di organisasi yang fungsional. Namun ini harus digunakan secara strategis, hemat, dan hanya ketika Anda telah mendapatkan kepercayaan dari atasan Anda.
Diskusi tersebut mengungkap wawasan kunci: apa yang berhasil sebagai kemajuan karier di satu budaya perusahaan bisa menjadi bunuh diri karier di perusahaan lain. Engineer yang bekerja di industri yang sangat diregulasi, korporasi besar dengan persyaratan kepatuhan yang ketat, atau lingkungan kerja yang toksik menghadapi kalkulasi risiko yang sama sekali berbeda.
Faktor Penilaian Risiko Komunitas:
- Organisasi Fungsional vs Disfungsional: Efektivitas saran sangat bervariasi berdasarkan budaya perusahaan
- Tingkat Pengalaman: Insinyur junior tidak memiliki konteks untuk melanggar aturan dengan aman
- Jenis Industri: Industri yang diregulasi memiliki persyaratan kepatuhan yang lebih ketat
- Membangun Kepercayaan: Hubungan yang mapan diperlukan sebelum mengambil risiko
- Implikasi Hukum/Asuransi: Pelanggaran aturan dapat menimbulkan masalah tanggung jawab hukum
Masalah Kesenjangan Pengalaman
Kritik utama berfokus pada bagaimana engineer yang tidak berpengalaman mungkin salah menginterpretasikan panduan ini. Para veteran di bidang ini menunjukkan bahwa mengetahui aturan mana yang bisa dilanggar dengan aman memerlukan pemahaman mendalam tentang mengapa aturan tersebut ada sejak awal. Developer junior tidak memiliki pengetahuan institusional ini dan bisa menyebabkan kerusakan signifikan dengan mengikuti saran yang ditujukan untuk profesional berpengalaman.
Diskusi komunitas menyoroti berbagai contoh engineer yang mencoba beroperasi sebagai problem-solver maverick di awal karier mereka, hanya untuk menghadapi rencana perbaikan kinerja atau pemutusan hubungan kerja. Kemampuan untuk melanggar aturan secara efektif tampaknya merupakan keterampilan yang berkembang bersamaan dengan keahlian teknis dan kesadaran politik.
Analogi Sharp Tools Tidak Tepat
Meskipun postingan blog asli membandingkan saran berbahaya dengan sharp tools yang bisa membantu atau merugikan tergantung pada tingkat keterampilan, banyak komentator menganggap perbandingan ini bermasalah. Tidak seperti software tools yang terutama mempengaruhi kode dan sistem, melanggar aturan tempat kerja melibatkan hubungan manusia, kepercayaan, dan dinamika organisasi yang jauh lebih kompleks dan tidak dapat diprediksi.
Beberapa engineer berbagi cerita dari industri lain, khususnya konstruksi dan manufaktur, di mana menghilangkan fitur keamanan dari tools sering menyebabkan cedera serius. Mereka berargumen bahwa prinsip yang sama berlaku untuk kebijakan tempat kerja - aturan ada karena alasan yang baik, bahkan jika terkadang memperlambat produktivitas individu.
Pendekatan Alternatif Mendapat Dukungan
Daripada mengadvokasi pelanggaran aturan, banyak engineer berpengalaman menyarankan untuk fokus membangun kepercayaan dan pengaruh melalui penyampaian yang konsisten dan komunikasi yang baik. Pendekatan ini membutuhkan waktu lebih lama tetapi menciptakan pertumbuhan karier yang berkelanjutan tanpa risiko yang terkait dengan sengaja menentang kebijakan perusahaan.
Konsensus di antara senior engineer tampaknya lebih menyukai bekerja dalam sistem untuk mengubahnya, daripada beroperasi di luar sistem tersebut. Ini termasuk mengusulkan perubahan kebijakan, mendemonstrasikan pendekatan yang lebih baik melalui proof-of-concept, dan membangun koalisi dukungan untuk ide-ide baru.
Perspektif Manajemen
Aspek menarik dari perdebatan ini melibatkan hubungan antara engineer dan manajer mereka. Sementara saran asli menyarankan bahwa manajer secara diam-diam menghargai perilaku melanggar aturan tetapi tidak dapat secara resmi mendukungnya, banyak manajer yang bekerja membantah karakterisasi ini.
Manajer saat ini dan mantan manajer dalam diskusi menekankan bahwa mereka lebih suka engineer yang dapat bekerja secara efektif dalam kerangka kerja yang sudah mapan sambil mengusulkan perbaikan melalui saluran yang tepat. Mereka mencatat bahwa perilaku nakal, bahkan ketika berniat baik, dapat menciptakan risiko hukum dan operasional yang jauh melebihi keuntungan produktivitas apa pun.
Diskusi mengungkap bahwa engineer yang paling efektif sering kali adalah mereka yang memahami cara menavigasi struktur organisasi daripada menghindarinya. Ini termasuk mengetahui kapan harus meningkatkan masalah, bagaimana membangun konsensus untuk perubahan, dan kapan harus menerima bahwa batasan tertentu tidak dapat dinegosiasikan.
Perdebatan pada akhirnya menyoroti kompleksitas saran karier dalam software engineering, di mana keadaan individu, budaya perusahaan, dan konteks industri semuanya memainkan peran penting dalam menentukan strategi apa yang akan berhasil.
Referensi: Dangerous advice for software engineers