Dalam minggu yang signifikan bagi teknologi seluler dan kecerdasan buatan, dua perkembangan besar menyoroti prioritas yang terus berkembang dalam hal keamanan dan inovasi perangkat lunak. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengambil langkah tegas untuk membatasi penggunaan ponsel pintar Android di kalangan perwira seniornya, memilih iPhone dalam upaya memperkuat keamanan siber. Secara bersamaan, Apple sedang mengalami transisi kepemimpinan di divisi kecerdasan buatannya, karena kepala AI yang sudah lama bertugas meninggalkan perusahaan di tengah penundaan perombakan asisten Siri yang sangat dinantikan.
Israel Terapkan Kebijakan Hanya iPhone untuk Pangkat Militer Senior
Di tengah kekhawatiran keamanan yang berlanjut, Pasukan Pertahanan Israel telah memperluas mandat yang sekarang melarang perwira dengan pangkat Letnan Kolonel ke atas menggunakan ponsel pintar Android untuk keperluan dinas. Kebijakan ini, yang sebelumnya berlaku untuk pangkat lebih tinggi seperti Kolonel dan Kepala Staf Umum, merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk mengencangkan keamanan digital di dalam militer. Keputusan ini dilaporkan didorong oleh persepsi di dalam intelijen Israel bahwa iPhone menawarkan lingkungan yang lebih aman dan dapat dikontrol dibandingkan perangkat Android. IDF percaya bahwa pasukan saingan dapat lebih mudah memasang malware pada perangkat Android untuk mengakses informasi sensitif, termasuk lokasi pasukan dan file yang disimpan.
Pembaruan Kebijakan Smartphone IDF
- Pangkat yang Terkena Dampak: Letnan Kolonel ke atas (diperluas dari Kolonel ke atas).
- Perangkat yang Diwajibkan: iPhone untuk penggunaan resmi.
- Perangkat yang Diizinkan (Penggunaan Pribadi): Ponsel Android.
- Alasan Utama: Peningkatan kontrol keamanan dan persepsi kerentanan yang lebih rendah terhadap malware dibandingkan dengan Android.
- Ancaman Utama: Serangan rekayasa sosial melalui aplikasi (misalnya, WhatsApp) untuk menginstal malware pelacak lokasi atau pengakses file.
Ancaman Keamanan Siber Dorong Keputusan
Perubahan kebijakan ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Badan intelijen Israel berulang kali memperingatkan tentang serangan rekayasa sosial yang canggih yang menargetkan personel militer. Serangan-serangan ini sering menggunakan aplikasi pesan seperti WhatsApp sebagai bagian dari operasi "honeypot" yang dirancang untuk memancing prajurit agar mengungkapkan informasi rahasia atau tanpa sengaja memasang perangkat lunak berbahaya. Dengan menstandarisasi perwira senior menggunakan iPhone, IDF bertujuan untuk memberlakukan kontrol yang lebih ketat atas pembaruan keamanan dan izin aplikasi, sehingga membatasi potensi vektor serangan. Arahan baru ini diharapkan segera diberlakukan dan mungkin menandai awal dari penindasan yang lebih luas terhadap penggunaan Android untuk komunikasi militer di lebih banyak pangkat, meskipun penggunaan pribadi perangkat Android dilaporkan masih akan diizinkan.
Kepemimpinan AI Apple dalam Transisi Saat Perombakan Siri Tertunda
Dalam perkembangan terpisah namun sama berdampaknya, Apple telah mengumumkan kepergian John Giannandrea, wakil presiden senior AI dan Strategi Pembelajaran Mesin. Giannandrea, yang bergabung dengan Apple dari Google pada 2018 dan melapor langsung kepada CEO Tim Cook, akan bertugas sebagai penasihat hingga kepergiannya pada musim semi 2026. Kepergiannya terjadi pada momen kritis bagi ambisi AI Apple, terutama karena fitur "Apple Intelligence" perusahaan telah menghadapi kritik karena tertinggal di belakang pesaing seperti perangkat Google Pixel dan Samsung Galaxy.
Perubahan Kepemimpinan AI Apple
- Eksekutif yang Keluar: John Giannandrea, Wakil Presiden Senior Strategi AI & Pembelajaran Mesin.
- Masa Jabatan: Bergabung dengan Apple pada 2018, akan meninggalkan perusahaan pada Musim Semi 2026.
- Eksekutif yang Masuk: Amar Subramanya, Wakil Presiden AI yang baru.
- Latar Belakang Subramanya: Mantan kepala teknik untuk Asisten Gemini Google; 16 tahun bekerja di Google / DeepMind.
- Struktur Pelaporan: Subramanya akan melapor kepada kepala perangkat lunak Craig Federighi.
Kepemimpinan Baru dan Jalan ke Depan untuk Siri
Amar Subramanya, mantan kepala teknik untuk Asisten Gemini Google, akan mengisi peran sebagai Wakil Presiden AI, melapor kepada kepala perangkat lunak Apple, Craig Federighi. Subramanya membawa pengalaman luas dari Google dan DeepMind milik Microsoft, yang diharapkan Apple dapat mempercepat integrasi AI-nya ke dalam produk konsumen. Perubahan kepemimpinan ini bertepatan dengan penundaan yang dikonfirmasi untuk peningkatan besar Siri yang didukung AI. Fitur-fitur kunci, seperti pemahaman konteks di layar dan kontrol aplikasi multi-langkah yang kompleks, telah ditunda hingga pembaruan iOS 26.4 di masa depan, yang diharapkan pada musim semi 2026. Versi baru Siri ini dirancang untuk memanfaatkan model bahasa besar dengan teknologi dari Gemini Google, bertujuan untuk akhirnya menghadirkan asisten yang lebih personal dan mampu seperti yang dinantikan pengguna.
Penundaan Fitur AI Siri
- Fitur yang Tertunda: Pemahaman konteks di layar, kontrol aplikasi multi-langkah yang kompleks, integrasi mendalam dengan email, pesan, foto, dan kalender.
- Target Rilis Baru: iOS 26.4 (diharapkan Musim Semi 2026).
- Teknologi Dasar: Ditenagai oleh model bahasa besar (LLM) yang menggabungkan teknologi dari AI Gemini milik Google.
Pertemuan antara Keamanan dan Inovasi
Kedua cerita ini, meski berbeda, mencerminkan lingkungan berisiko tinggi dari teknologi modern. Bagi entitas keamanan nasional seperti IDF, pilihan perangkat keras semakin menjadi keputusan keamanan mendasar, dengan integritas platform yang dipersepsikan diutamakan. Bagi raksasa teknologi konsumen seperti Apple, tantangannya terletak pada pelaksanaan visi AI yang kompleks di tengah persaingan ketat dan perubahan kepemimpinan internal. Hasil dari kedua situasi ini—efektivitas strategi keamanan IDF dan keberhasilan Siri Apple yang diperbarui—akan dipantau dengan cermat sebagai indikator bagaimana institusi dan korporasi menavigasi imperatif ganda perlindungan dan kemajuan di era digital.
