Dalam langkah yang memicu perdebatan sengit tentang peran kecerdasan buatan dalam jurnalisme dan kurasi konten, Google telah memulai uji coba eksperimental di mana judul artikel yang dihasilkan AI menggantikan judul asli di feed Discover-nya. Inisiatif ini, yang bertujuan menyederhanakan konten bagi pengguna, justru menuai kritik tajam karena menghasilkan ringkasan yang menyesatkan, tidak masuk akal, atau terlalu sederhana. Para penerbit berargumen bahwa hal ini salah merepresentasikan karya mereka dan mengikis kendali editorial mereka.
Eksperimen Berjalan di Google Discover
Google Discover, feed berita dan konten yang dipersonalisasi yang dapat diakses dengan menggeser ke kanan pada layar utama banyak perangkat Android, menjadi tempat uji coba fitur baru ini. Sistem AI tampaknya dirancang untuk meringkas judul menjadi format yang sangat singkat, seringkali empat kata atau kurang. Meskipun beberapa hasilnya tidak bermasalah, seperti "Model origami menang hadiah," banyak lainnya telah ditandai sebagai bermasalah. Contoh yang dikutip termasuk transformasi seperti "Steam Machine Valve terlihat seperti konsol, tapi jangan berharap harganya seperti itu" menjadi "Harga Steam Machine terungkap" yang faktanya salah, atau "Bagaimana pengembang Microsoft menggunakan AI" disederhanakan menjadi "Pengembang Microsoft menggunakan AI" yang terkesan jelas.
Contoh Headline Hasil AI vs. Headline Asli:
- Headline AI: "Harga Steam Machine terungkap"
- Headline Asli (Ars Technica): "Steam Machine dari Valve terlihat seperti konsol, tapi jangan berharap harganya seperti konsol."
- Headline AI: "Pengembang Microsoft menggunakan AI"
- Headline Asli (The Verge): "Bagaimana para pengembang Microsoft menggunakan AI."
- Headline AI: "GPU AMD unggul dari Nvidia"
- Headline Asli (Wccftech): Melaporkan angka penjualan dari satu pengecer Jerman untuk satu minggu.
- Headline AI: "Model origami memenangkan hadiah"
- Headline Asli: "Anak 14 tahun memenangkan hadiah untuk origami yang dapat menahan beban 10.000 kali beratnya sendiri."
Inti Masalah: Salah Representasi dan Kurangnya Kendali
Kontroversi ini berpusat pada dua kekhawatiran utama. Pertama, judul yang dihasilkan AI seringkali menyesatkan atau kurang konteks penting. Sebuah judul yang menyatakan "GPU AMD unggul dari Nvidia" bisa menyiratkan pengumuman produk besar, padahal artikel aslinya membahas tentang angka penjualan mingguan dari satu pengecer saja. Hasil lainnya, seperti "Jadwal 1 cadangan pertanian," sama sekali tidak koheren. Kedua, dan yang lebih mendasar, penerbit merasa praktik ini merampas kendali mereka. Merancang judul adalah fungsi editorial inti, yang dirancang untuk secara akurat mewakili cerita dan menarik pembaca. Dengan menimpa ini, Google secara efektif mengemas ulang konten penerbit di bawah mereknya sendiri, yang seringkali lebih buruk, sehingga berisiko merusak kredibilitas penerbit ketika pembaca menyalahkan mereka atas judul clickbait tersebut.
Pengungkapan dan Tren yang Lebih Luas di Google
Google memang memberikan pernyataan penafian, mencatat bahwa konten tersebut "Dihasilkan dengan AI, yang dapat membuat kesalahan," tetapi label ini hanya terlihat jika pengguna mengetuk tombol "Lihat selengkapnya". Para kritikus berargumen bahwa ini adalah transparansi yang tidak memadai, sehingga memudahkan pembaca untuk menganggap judul-judul yang aneh itu berasal dari outlet berita itu sendiri. Eksperimen ini sesuai dengan pola kekhawatiran yang lebih luas dalam industri penerbitan, di mana integrasi AI Google yang semakin meningkat ke dalam pencarian dan penemuan konten dipandang lebih mengutamakan ekosistemnya sendiri daripada mengarahkan lalu lintas ke situs web eksternal. Google sendiri telah mengakui dalam proses hukum bahwa "web terbuka sudah dalam penurunan cepat," sebuah pernyataan yang memperkuat ketakutan penerbit tentang semakin terpinggirkannya mereka.
Pernyataan Google: Seorang juru bicara Google menggambarkan fitur tersebut sebagai "eksperimen UI kecil untuk sebagian pengguna Discover," dan menyatakan tujuannya adalah untuk menguji "desain baru yang mengubah penempatan judul-judul yang ada agar detail topik lebih mudah dicerna sebelum mereka menjelajahi tautan dari seluruh web."
Protes Penerbit dan Jalan ke Depan
Reaksi dari organisasi berita telah cepat dan negatif, memandang uji coba ini sebagai penghinaan terhadap integritas jurnalistik dan ancaman bagi model bisnis mereka, yang seringkali bergantung pada lalu lintas rujukan. Kabar baiknya adalah Google telah mengonfirmasi bahwa ini adalah "eksperimen UI" yang terbatas. Juru bicara perusahaan menyatakan mereka sedang menguji desain baru untuk membuat detail topik lebih mudah dicerna sebelum pengguna mengkliknya. Hasil dari uji coba ini kemungkinan akan bergantung pada besarnya protes, menawarkan studi kasus yang jelas tentang batas-batas otomatisasi AI dalam kurasi konten dan nilai abadi dari pertimbangan editorial manusia di lanskap berita digital.
