Dalam langkah berani untuk membentuk kembali lanskap teknologi Amerika, CEO SoftBank Masayoshi Son dilaporkan sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan pemerintahan Trump untuk mengembangkan jaringan zona manufaktur berteknologi tinggi di seluruh Amerika Serikat. Dijuluki "Trump Industrial Parks," inisiatif ini bertujuan memanfaatkan lahan federal dan investasi Jepang untuk membangun rantai pasokan domestik untuk teknologi kritis seperti semikonduktor dan infrastruktur pusat data, secara langsung menantang dominasi manufaktur China.
Evolusi dari "Project Crystal Land" ke Taman Industri
Proposal ini berakar dari visi yang bahkan lebih ambisius yang dikenal secara internal di SoftBank sebagai "Project Crystal Land." Awalnya dikonsep sebagai satu mega-kota senilai 1 triliun dolar AS di utara Phoenix, Arizona, rencana tersebut bertujuan menciptakan rekanan Amerika Serikat untuk Shenzhen, hub manufaktur elektronik besar China. Kota yang dibayangkan ini rencananya akan menampung seluruh rantai pasokan semikonduktor—dari pabrik fabrikasi hingga fasilitas pengemasan—bersama dengan perumahan bagi tenaga kerja yang berpotensi berjumlah jutaan. Namun, rencana tersebut dilaporkan telah dikecilkan skala dan difokuskan ulang menjadi pengembangan beberapa "Trump Industrial Parks" yang lebih kecil di lahan milik federal di seluruh negeri, beralih dari satu kota tunggal menjadi jaringan terdistribusi dari lokasi manufaktur khusus.
Evolusi & Skala Proyek
- Rencana Awal (Project Crystal Land): Sebuah "mega-kota" tunggal senilai USD 1 triliun di Arizona, yang dibayangkan sebagai pesaing langsung Shenzhen, China.
- Rencana yang Direvisi (Trump Industrial Parks): Beberapa taman industri yang lebih kecil dibangun di lahan federal di seluruh Amerika Serikat.
Pembiayaan dan Keselarasan Strategis dengan Kebijakan AS
Satu pilar kunci dari rencana yang direvisi melibatkan pendanaannya melalui komitmen investasi Jepang ke Amerika Serikat. Sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan yang dicapai pada Juli, Jepang berjanji 550 miliar dolar AS untuk investasi di industri AS. Proposal Son menyelaraskan modal ini dengan prioritas yang dinyatakan Washington untuk memindahkan manufaktur canggih ke dalam negeri, khususnya untuk semikonduktor dan infrastruktur kecerdasan buatan. Proyek ini sangat sesuai dengan daftar pemerintah AS tentang area investasi potensial untuk modal Jepang, yang mencakup tenaga nuklir, infrastruktur energi, dan proyek AI. Keselarasan strategis ini menunjukkan bahwa taman-taman tersebut akan dirancang untuk memperkuat swasembada AS dalam teknologi-teknologi yang dianggap penting untuk keamanan ekonomi dan nasional.
Sumber Pendanaan yang Diusulkan
- Sumber Utama: Modal dari komitmen investasi Jepang sebesar USD 550 miliar ke AS, yang dijanjikan sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan Juli.
- Kesesuaian: Dana dimaksudkan untuk area prioritas AS seperti semikonduktor, AI, dan infrastruktur energi.
Kendala Besar dan Skeptisisme Masih Ada
Meskipun ada pembicaraan tingkat tinggi dan keselarasan konseptual, proyek ini menghadapi rintangan yang substansial. The Wall Street Journal melaporkan bahwa investasi yang dibutuhkan bisa dengan mudah melebihi komitmen Jepang sebesar 550 miliar dolar AS. Lebih lanjut, pemanfaatan lahan federal melibatkan proses birokrasi dan regulasi yang kompleks. Mungkin tantangan paling signifikan adalah mengamankan penyewa utama dan mitra teknologi. Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), perusahaan foundry terkemuka di dunia, telah menolak untuk berpartisipasi dalam proposal "Crystal Land" SoftBank sebelumnya. Tanpa menarik pembuat chip besar untuk bergabung, tujuan inti taman-taman tersebut akan terganggu. Selain itu, rencana tersebut harus menavigasi perencanaan rumit untuk menentukan industri dan perusahaan spesifik mana yang diizinkan beroperasi di dalam zona-zona tersebut.
Tantangan Utama yang Dilaporkan
- Pendanaan: Total biaya proyek mungkin melebihi dana USD 550 miliar yang tersedia dari Jepang.
- Penggunaan Lahan: Memerlukan navigasi melalui regulasi dan persetujuan penggunaan lahan federal yang kompleks.
- Kemitraan: TSMC, mitra potensial kritis, dilaporkan telah menolak untuk berpartisipasi. Menarik produsen terkemuka lainnya sangat penting.
- Preseden: Pengumuman sebelumnya SoftBank tentang pusat data "Stargate" senilai USD 500 miliar hingga kini belum terwujud.
Konteks Lebih Luas dari Dorongan Manufaktur AS
Proposal Son tidak terjadi dalam ruang hampa. Ini sesuai dengan upaya bersama yang lebih luas oleh pemerintah AS untuk membangun kembali kapasitas manufaktur canggih domestik. Taiwan telah menawarkan bantuan kepada AS dengan "manajemen taman sains, menarik perusahaan, mengintegrasikan penelitian akademis dengan industri," menurut Menteri Dewan Sains dan Teknologi Nasional Taiwan. Ini menunjukkan pendekatan multi-cabang untuk mengejar ketertinggalan. Bagi SoftBank, dorongan ini sejalan dengan perubahan arah agresifnya menuju AI dan semikonduktor, yang ditandai dengan investasi besar di Arm, OpenAI, dan Intel. Keberhasilan "Trump Industrial Parks" ini dapat menyediakan basis manufaktur fisik yang dibutuhkan untuk mendukung ekosistem AI yang dipertaruhkan masa depan SoftBank.
Visi yang Menghadapi Ujian Realitas
Konsep membangun kota atau taman industri futuristik memiliki sejarah panjang, seringkali berbenturan dengan realitas praktis. Meskipun model taman yang dikecilkan skalanya lebih layak daripada kota senilai 1 triliun dolar AS, pelaksanaannya masih belum pasti. Analis menunjuk pada pengumuman besar SoftBank sebelumnya pada Januari tentang proyek pusat data senilai 500 miliar dolar AS bernama "Stargate," yang belum terwujud melampaui acara pers yang mencolok. Iklim ekonomi saat ini, dengan kekhawatiran yang berkembang tentang gelembung investasi AI, menambah lapisan risiko keuangan lainnya. Pada akhirnya, realisasi "Trump Industrial Parks" akan bergantung bukan pada presentasi visi tetapi pada kemitraan konkret, pendanaan yang transparan, dan rencana yang layak untuk menarik pembuat teknologi terkemuka dunia ke tanah Amerika.
