Pertarungan hukum antara raksasa gaming Krafton dan mantan pimpinan Unknown Worlds Entertainment telah meningkat, dengan Krafton mengajukan tanggapan komprehensif terhadap tuduhan bahwa perusahaan sengaja menyabotase pengembangan Subnautica 2 untuk menghindari pembayaran bonus besar-besaran senilai 250 juta dolar AS. Sengketa ini berpusat pada apakah game survival bawah air yang sangat dinanti-nantikan ini benar-benar siap untuk peluncuran early access yang direncanakan dan siapa yang bertanggung jawab atas penundaan berulang kali.
Detail Keuangan Utama
- Pembayaran earnout: Bonus USD 250 juta yang terkait dengan waktu rilis akses awal dan pencapaian target penjualan
- Timeline rilis asli: Q1 2024 → 2024 → 2025 → 2026 (di bawah kepemimpinan baru)
- Cakupan akses awal: Sekitar 12% dari konten rilis penuh yang direncanakan per awal 2024
Krafton Menolak Klaim Sabotase dan Menuduh Pendiri Lalai
Krafton telah secara kategoris menolak tuduhan yang dibuat oleh mantan CEO Unknown Worlds Ted Gill dan co-founder Charlie Cleveland dan Max McGuire. Publisher tersebut berargumen bahwa alih-alih mengganggu pengembangan, justru para pendiri sendiri yang menggunakan litigasi untuk menuntut pembayaran jutaan dolar yang belum mereka peroleh. Menurut pengajuan Krafton, Cleveland dan McGuire telah secara efektif meninggalkan peran mereka sebagai Game Director dan Technical Director, memilih untuk mengejar proyek passion pribadi sambil mengabaikan tanggung jawab mereka terhadap Subnautica 2.
Pemain Kunci dalam Gugatan
- Krafton: Perusahaan gaming Korea Selatan, penerbit dan pemilik saat ini dari Unknown Worlds
- Ted Gill: Mantan CEO dari Unknown Worlds Entertainment
- Charlie Cleveland: Co-founder, mantan Game Director (diduga meninggalkan perusahaan untuk mengejar karir di bidang perfilman)
- Max McGuire: Co-founder, mantan Technical Director
- Steve Papoutsis: Mantan CEO Striking Distance , ditunjuk sebagai pimpinan baru Unknown Worlds
Timeline Pengembangan Mengungkap Kekhawatiran yang Berkembang
Tanggapan tersebut merinci timeline pengembangan yang mengkhawatirkan yang dimulai dengan target rilis asli Q1 2024. Krafton menuduh bahwa pada tahun 2023, direktur pengembangan Unknown Worlds telah mencatat bahwa para pendiri telah lepas tangan dari proyek tersebut. Situasi dilaporkan memburuk ketika Cleveland secara publik menyatakan bahwa dia telah meninggalkan pengembangan video game sepenuhnya untuk mengejar pembuatan film. Seiring penundaan bertambah, jendela rilis bergeser pertama ke 2024, kemudian ke 2025, dan akhirnya ke 2026 di bawah kepemimpinan baru.
Kronologi Peristiwa
- 2022: Kekhawatiran awal tentang pendekatan pengembangan yang berfokus pada earnout
- 2023: Direktur pengembangan mencatat bahwa para pendiri "sudah tidak peduli"
- Maret 2024: Penilaian internal mengungkap konten baru yang tidak memadai
- Musim Semi 2025: Krafton mendesak agar tidak melakukan rilis yang terlalu dini
- Juli 2025: Krafton mengumumkan perubahan kepemimpinan
- 12 Agustus 2025: Krafton mengajukan tanggapan hukum yang komprehensif
Penilaian Internal Menyoroti Kekurangan Konten
Penilaian internal kritis yang dilakukan pada Maret 2024 mengungkap masalah signifikan dengan kemajuan pengembangan Subnautica 2. Krafton mengklaim build pertama yang dapat dimainkan menunjukkan bahwa tim telah gagal memenuhi janji mereka untuk mengembangkan konten yang cukup baru. Alih-alih mengatasi masalah fundamental ini, perusahaan menuduh bahwa para pendiri menyalahkan orang lain dan berulang kali mengurangi cakupan game sambil merombak tim pengembangan.
Publisher Mengangkat Kekhawatiran Kualitas Tentang Rilis Prematur
Pada musim semi 2025, Krafton secara aktif mencegah rilis Subnautica 2, dengan alasan kekhawatiran bahwa game tersebut belum siap untuk konsumsi publik. Publisher khawatir bahwa versi early access yang setengah matang akan merusak reputasi franchise dan mengecewakan fanbase yang ada. Meskipun ada kekhawatiran ini, Krafton menuduh bahwa para pendiri bersikeras untuk melanjutkan peluncuran semata-mata untuk memicu pembayaran earnout mereka, bahkan mengancam untuk menerbitkan game secara independen.
Motivasi Finansial Dipertanyakan dalam Dokumen Pengadilan
Mungkin yang paling merugikan kasus para pendiri adalah tuduhan Krafton tentang motivasi finansial mereka. Publisher mengklaim bahwa percakapan sepanjang periode pasca-akuisisi mengungkap para pendiri sangat fokus pada memaksimalkan keuntungan mereka daripada menciptakan game berkualitas. Krafton mengutip komunikasi internal di mana karyawan menyatakan keyakinan bahwa Gill akan menyusun skema untuk mendapatkan earnout tersebut, menunjukkan struktur bonus mungkin telah menciptakan insentif yang menyimpang yang pada akhirnya merugikan pengembangan game.
Pertarungan Hukum Berlanjut Sementara Industri Mengamati
Sengketa dimulai secara publik pada Juli ketika Krafton secara tak terduga mengumumkan akan mengganti kepemimpinan Unknown Worlds dengan mantan CEO Striking Distance Steve Papoutsis. Proses hukum kemungkinan akan berlanjut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, dengan kedua belah pihak menyajikan narasi yang bertentangan tentang status pengembangan game dan komitmen para pendiri terhadap proyek tersebut. Hasilnya bisa memiliki implikasi signifikan untuk bagaimana struktur earnout akuisisi ditangani dalam industri gaming, terutama ketika timeline pengembangan dan standar kualitas bertentangan dengan insentif finansial.